Kamipun berpelukan. Pelukan hangat memberikan energi positif dan membuat damai.
Pagi berlalu dalam keriangan.
Setelah mengantar Bunda ke kantor, aku kembali ke rumah dan beraktifitas seperti biasa.
Selepas asyar, Raniah mendekatiku yang sedang asyik masyuk di depan laptop.
"Ayah, hari ini ulang tahun ya?" tanya dia.
"Loh, mbak Rani kok tahu"
"Itu ada kado untuk ayah, di atas meja" katanya.
Lah, aku baru ngeh ada kotak bersampul manis sudah ada di meja. Dan tidak kuperhatikan dari tadi,
"Maaf,yah, Itu bungkusnya aku dapat sembarangan di rumah. Karena tidak dapat di toko. Trus aku buat sendiri" jelasnya.
"Wuaduh, gak apa-apa mbak. Itu tandanya mbak Rani kreatif".
Muncul rasa haru.
"Ayah buka ya, kadonya?" pintaku.
He eh...jawabnya.
Kado kubuka dan kufoto satu persatu. Aku memberikan pujian dan ucapan terima kasih atas perhatiannya. Ada kebanggaan karena anak-anak muncul perhatian dan mampu mengekspresiikan rasa sayangnya ke orang tua. Kemampuan mengekspresikan rasa itu akan menjadikannya kelas sebagai sosok dengan pribadi yang hangat. Dan itu sudah hadiah yang luar biasa.
"Boleh ayah memeluk mbak Rani?"
Dia mengangguk. Aku menghampirinya. Memeluknya dan mengucapkan terima kasih.
"Terima kasih, mbak. Mbak Rani luar biasa"
Kado ultah untuk ayah dari anak bungsu Raniah Hayatunnada |
0 Comments
Posting Komentar